Manajemen Informasi.
Sebuah kata yang tidak terlalu memancing perhatian banyak orang karena tidak terlihat bombaptis. Lain halnya dengan kata “revolusi”, “Jihad” “kudeta”, “krisis” dan sebagainya. Informasi berasal dari bahasa Inggris yakni, information. Dalam bahas Arab disebut dengan : ma’lumat.
Para pelaku bisnis misalnya, berusaha menguasai informasi baik melalu iklan produk atau jasa yang mereka tawarkan ke pasar maupun melalui penguasaan media sebagai sumber dan alat penyebar informasi itu sendiri. Tak jarang, informasi produk dagang tertentu dibuat sedemikian rupa, apalagi dengan kemasan multimedia, sehingga terkesan “bohong” yang tidak disadari kebanyakan pembaca atau pemirsanya. Korban iklanpun berjatuhan.
Para politisi dan pengiuasa juga berupaya menguasai sumber-sumber informasi yang akan membentuk opini masyarakat sehingga berbagai aktivitas politik dan jalannya kekuasaan mereka terkesan baik dan bersih. Penguasa yang menguasai informasi bisa dengan mudah membalikkan fakta apa yang sesunguhnya mereka lalukan. Kita masih ingat betapa istilah Bapak Pembangunan bagi mendiang Presiden soeharto begitu melekat dalam benak masyarakat di zaman Orde Baru. Berbagai kejahatan yang dilakukan rezim di zaman itu nyaris tidak terungkap ke permuakaan kecuali setelah dipaksa lengser oleh rakyat Mei 1998.
Di Amerika Serikat juga demikian. Media sebagai sumber dan penyebar informasi sangat menentukan arah politik dan kekuasaan pemerintahnya. Sbuah buku dengan judul : The Nation of Sheep (Bangsa Keledai), menggambarkan betapa elite politik Amerika berhasil menjadikan masyarakatnya bagaikan keledai yang ditunggangi kemana arah yang diinginkan. Invasi yang dilakukan AS ke Vietnam, Afghanistan dan Irak diinformasikan ke masyarakat sebagai penyelamatan kepentingan AS dan kemanusian. Mayoritas masyarakatnya dan juga sebagain besar masyarakat duniapun percaya begitu saja. Korban informasipun berjatuhan.
Apalagi dalam dunia perang, informasi sangat dibutuhkan. Termasuk perang bisnis. Dunia pendidikanpun tak tinggal diam melihat pentingnya informasi dalam kehidupan. Sampai-sampai para ahli pendidikan meciptakan sebuah jurusan khusus dengan nama Teknologi Informasi (TI).
Pokonya, tidak ada di dunia ini yang bisa terlepas dari informasi. Maka tidak heran jika pakar selalu mengatakan, bagi yang mengusai informasi dialah yang akan memenangkan peperangan.
Sesungguhnya di dunia ini, sejak Allah merancang manusia menjadi khalifah di muka bumi, terus Adam dan Hawa diciptakan dan ditempatkan di syurga, peran informasi sudah sangat besar. Keunggulan Adam terhadap para Malaikat misalnya, karena Adam menguasai informasi tentang benda dan apa saja yang ada saat itu seperti yang Allah ajarkan kepadanya. Sebaliknya, kekalahan Adan dan Hawa menghadapi tipu miuslihat Setan juga disebabkan mereka menerima informasi dari Setan begitu saja, tanpa chek & recheck. Samapi detik ini, setiap saat terjadi perang informasi. Perang informasi ini akan terus berlanjut sampai dunia ini Allah hancurkan.
Sebab itu, informasi harus dimenej, yakni dengan menelusuru sumbernya, mengenal pembawa atau penyebarnya, menguji kebenarannya, dinilai tingkat dan bobotnya dan sebagainya. Karena menurut Ulama ilmu hadist, setiap informasi itu bisa benar dan bisan bohong. Kalau kita tidak mampu memenejnya dengan baik, kita akan menjadi korban perang informasi. Korban informasi tentang kehidupan dunia merupakan kerugian besar. Apatah lagi korban informasi tentang akhirat tentu amat ditakutkan.
Nah, bagaiamana dengan Manajemen Informasi yang kita maksudkan dalam Life Mangement ini? Manajamen informasi dalam konsep Life Management ialah penguasaan akan informasi yang bersifat absolutely terkait dengan :
1. Hakikat Tuhan Pencipta.
2. Hakikat Alam Semesta.
3. Hakikat manusia dan kehidupan dunia.
Artinya, semua informasi terkait tiga hakikat besar di atas bersumber dari sumber yang amat terpercaya, bisa diuji kebenaranya secara ilmu pengetahuan maupun fakta dan pengalaman hidup jutaan manusia yang menerapkannya. Informasi tersebut juga sebagai informasi primer (informasi dasar) yang harus diketahui sebagai langkah awal (basic stape) untuk menjadi the winner (pemenang) dalam kehidupan dunia dan juga kehidupan akhirat kelak. Itulah The great success – kesuksesan tanpa batas – yang menjadi fokus utama hidup para Nabi dan orang-orang shaleh yang memiliki kecerdasan spiritual, emotional dan intellectual yang prima.
Informasi terkait tiga hakikat besar di atas kami uraikan dalam dengan judul : Rihlatul Khulud (Wisata Abadi Masnusia). Lalu, bagaimana ketiga hakikat besar tersebut menjadi pilihan pengetahuan dan informasi dalam hidup ini? Kami merumuskan sebuah metode deangan nama Spiritual, Emotional & Intellectual Empowerment (SEI Empowerment). Sebuah metode yang akan membantu kita untuk mengenal dan mengembangkan tiga mutiara (potensi) diri secara benar, maksimal dan seimbang. Pertanyaan berikutnya adalah : Apa output atau standarisasi dari metode tersebut? Untuk itu, Sepuluh Karakter Mulia yang akan lahir dari penerapan metode SEI Empowrment, jika saja informasi dan rumusannya dipahami dengan baik, diyakini kebenarannya dan diterapkan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari secara konsisten.
Kami juga menyadari, untuk menguasai dan memiliki 10 karakter tersebut memerlukan waktu. Untuk itulah Level Intermediate, Advanced dan Extraordinary kami rumuskan.
Sebelum memasuki Wisata Abadi Manusia, metode SEI Empowerment dan 10 Karakter Mulia, ada beberapa informasi yang perlu dikuasai untuk membantu pemahaman dan internalisasi ketiga tema tersebut. Informasi tersebut terkait dengan :
1. Defenisi Sukses
2. Tiga Pertanyaan Besar
3. Bahaya Virus Materialisme
4. Antara Masnusia, Malaikat, Hewan dan Iblis.
1. Defenisi Sukses
Sukses. Sebuah kata yang paling banyak diucapakan dan kita dengar. Sejak dari lahir kita mendengar kata : Alahamdulillah anak saya lahir dengan sukses. Kemudian meningkat usia balita : Alhamdulillah anak saya sukses (diterima) di TK X. Terus sukses tamat SD, SMP, SAM dan sukses masuk PT bonafide. Setelah itu apa lagi? Sukses dapat pekerjaan di perusaaan besar baik lokal maupun asing. Setelah itu sukses apa lagi? Sukses meminang wanita/pria idaman. Sukses membangun rumah tangga dengan tinggal di rumah kreditan (KPR) dan juga kendraan yang dikredit barangkali…. Terus apa lagi? Ya, sukses menabung sekian jumlah rumiah dan dolar AS yang semakin hari semakin terkuras nilainya….
Lalu sukses apa lagi? Sukses punya anak dan begitulah seterusnya. Sukses muter-muter reproduksi yang sesungguhnya tidak jauh berebeda dengan makhluk lain. Kendati berbeda profesi, sperti pengusaha, ilmuan, politisi dan sebagainya. Namun esensi kehidupan dibangun di atas definisi sukses yang berbasis materi. Kesuksesan materilah yang menjadi standar hidup. Kesuksesan materi akan terlihat aneh dan berbahaya bagi sesorang jika dibarengi dengan terjangkitnya penyakit jiwa yang bernama “kesombongan”. Biasanya penyakit “kesombingan” itu selalu menempel dengan materisme kecuali hamba-hamba yang diselamatkan Allah.
Itulah gambaras sukses yang berkembanag dalam masyarakat kita saat ini. Persis seperti apa yang dialami masyarakat zaman Jahilyah saat Muhammad Saw. diutus menjadi Rasul lebih 14 abad yang lalu. Saat itu, sukses selalu dikaitkan dengan pencapaian-pencapaian dunia materi seperti, kemampuan bersyair, keturunan, suku, harta, tahta dan wanita, tanpa ada sistem yang fitri yang mengaturnya. Semuanya cendrung berlandaskan hawa nafsu, bukan kecerdasan spiritual, emotional dan intellectual yang memadai. Itulah kesuksesan yang dibungkus dengan kebanggaan semu atau kesombongan Iblis.
Pertanyaan berikutnya adalah : Benrakah demiakian makna sukses yang sebenarnya bagi manusia sebagai makhluk yang mendapatkan anugerah “kemulian” dan khalifah Allah di muka bumi ini? Untuk menjawab pertanyaan tersebut tegantung informasi yang samapai kepada kita. Menurut informasi kebanyakan manusia, siukses yang sebenaranya adalah seperti yang digambarkan di tas. Namun, bagaimana pula sukses berdasarkan informasi yang datang dari Tuhan Pencipta manusia itu sendiri? Mari kita renungkan beberapa firman Allah berikut :
Allah berfriman: “Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran (iman) mereka. Bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah rida terhadap-Nya . Itulah kesuksesan yang paling besar”.(QS. Al-Maidah : 119)
llah telah menyediakan bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah kesuksesan yang paling besar. (QS. Attaubah : 89)
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan merekapun rida kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalmnya selama-lamanya. Itulah kesuksesan yang paling besar. (QS. Attaubah : 100)
Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam surga Adn. Itulah kesuksesan yang paling besar. (QS. Ash-shaf : 12)
(Ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan kamu pada hari pengumpulan (untuk dihisab), itulah hari (waktu itu) ditampakkan kesalahan-kesalahan. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan mengerjakan amal saleh niscaya Allah akan menghapus kesalahan-kesalahan nya dan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kesuksesan yang paling besar. (QS. Attaghabun: 9: 71)
Niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kesuskesn yang amat besar. (QS. Al-ahzab :71)
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan Sesungguhnya pada hari kiamat. Sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka sungguh ia telah sukses. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (QS. Ali Imran :185)
Nah, bagaiamana perasaan dan pikiran Anda saat membaca dan merenungkan informasi yang datang dari Tuhan Pencipta Anda sendiri? Pasti Anda berfikir ulang jika peresepsi atau pemahaman Anda terhadap sukses selama ini tidak sesuai dengan Tuhan Pencipta Anda. Namun jika sesuai, ucapkanlah Alhamdulilllah, berarti Anda masih dalam lindungan dan curahan rahmat-Nya. Pegang teguhlah pemahaman seperti itu sampai detik terakhir kehudpan Anda di bumi. Isnyaa Allah Anda pasti sukses dunia dan terlebih lagi di akhirat kelak.
Menurut informasi dari pemikik segala sumber informasi, yakni Allah Ta’ala bahwa makna atau definisi sukses bagi seorang anak manusia bukan diukur dari pencapaian berbagai bentuk materi, pangkat, keudusukan dan sebagainya saat hidup di dunia yang sementara ini. Akan tetapi sejauh mana ia berhasil menjalankan misi ibadah dan visi khilafah yang telah ditentukan Tuhan Pencipta saat ia hidup di dunia yang sementara ini. Materi dengan segala fasilitas hidup yang diciptakan Allah di dunia ini hanya sebatas sarana untuk merealisasikan misi ibadah visi khilafh, bukuan sebagai tujuan hidup. Tujuan hidup di dunia yang fana ini adalah kehidupan abadi di akhirat kelak. Di sanalah dietntukan seseorang sukses atau tidak. Saat Allah anugerahkan padanya syurga dan terhindar dari neraka, itulah kesuksesan yang sesungguhnya alias kesuksesan tanpa batas.
Ini adalah informasi yang dapat dibuktikan kebenarannya secara absolutely, karena datang dari Tuhan Pencipta kita. Masih adakah informs lain yang lebih kita percaya dari informasi yang datang dari Tuhan Pencipta kita dan Pencipta alam semesta?
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Sesungguhnya Dia akan mengumpulkan kamu di hari kiamat, yang tidak ada keraguan terjadinya. Dan siapakah orang yang lebih benar ucapan (nya) dari pada Allah? (QS. Annisa’ : 87)
Orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan saleh, kelak akan Kami masukkan ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah telah membuat suatu janji yang benar. Dan siapakah yang lebih benar perkataannya dari pada Allah? (QS. Annisa’ : 122 ).
Jumat, 01 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar